ACTION IN AUSTRALIA FOR THE INDONESIA CONSERVATION FOUNDATION – OUR WORLD.
Alan and Meryl Wilson were invited by the ECCO Committee of the Eco Village, Currumbin, to give a presentation on Ecolodges Indonesia and the Indonesia Conservation Foundation – Our World, and the Conserve Our World projects funded through it, on 26th September 2021.
It was held in the hall of the Old Dairy, and the committee provided a delicious morning tea to about 50 adults and 8 children.
Alan and Meryl Wilson
The aim was to restart Community interaction, lapsed because of Covid restrictions. After an update on the ECCO Company, which can earn money for the Village, unlike the Bodies Corporate.., The children were becoming a little restless, so Meryl began with the puppet Orangutan she used before at a presentation to Miami High School earlier in the year.
Jimmy Kahiyu, means Jimmy Orangutan ,or Man of the Forest, in Kalimantan. He whispered (in Indonesian) into Meryl’s ear his life history, telling how Orangutans usually stay with their mother from 4-8 years, because the young one needs to learn how to climb safely, which seeds, leaves and fruits to eat and where to find them. Every night his mother makes a new place to sleep, bending branches into a leafy nest. The mother lives singly, and the young probably never meet their father. The young males grow cheekpads in their teens, and may go on to become ‘king’ of from 1 -7 hectares of forest, living to around 40 years.
Alan had worked for hours to put together powerpoint slides to fit between three short videos to explain the principles of Ecolodge Indonesia for local employment and Conservation. This was highlighted by the staff themselves speaking on the video. Slides showed the Conserve Our World projects which try to keep funding some wages during Covid for each lodge, either agriculture, cattle, fish or tree- planting.
The next video was made by the Tanjung Puting National Park staff, to show the diversity of species ,and lastly , the short, dramatic video showing the terrible effects of the catastrophic fires in 2015, followed by the drone pictures taken by our survey team in April 2021,showing the remote river system and including a glimpse of two Orangutans scrambling down one of the last remaining tall trees in the area.
Everyone felt the impact of the information, and felt the beauty of the Forests and rivers, and some have already made donations. We are very grateful for the opportunity to make this presentation.
Please pass this information to interested parties on Social media through our links to :
FACEBOOK (www.facebook.com/ecolodgesindonesia),
INSTAGRAM (@Ecolodges_indonesia)
TWITTER (@ecolodges_ID)
For DONATE, Visit our official pages on our website https://ecolodgesindonesia.com/conservation-foundation/ with guidelines how to donate.
We need your support to protect this vital group of conservationists around key Indonesian national parks.
BAHASA INDONESIA
KEGIATAN UNTUK YAYASAN KONSERVASI INDONESIA – BUMI KITA DI AUSTRALIA.
Alan dan Meryl Wilson diundang oleh ECCO Committee of the Eco Village, Currumbin, pada 26 September 2021, untuk memberikan presentasi tentang Ecolodges Indonesia dan Yayasan Konservasi Indonesia Bumi Kita, serta kegiatan Conserve Our World sebagai penyandang dana kegiatan.
Kegiatan ini diadakan di aula Old Dairy, dan panitia menyediakan teh pagi yang lezat untuk sekitar 50 orang dewasa dan 8 anak-anak.
Alan dan Meryl Wilson
Tujuannya kegiatan ini adalah untuk memulai kembali interaksi Komunitas, yang terhenti karena pembatasan Covid. Setelah update tentang ECCO Company, yang diharapkan bisa mendapatkan dana untuk kegiatan di Desa, tidak seperti Bodies Corporate.., Beberapa anak menjadi agak gelisah, sehingga Meryl memulai dengan boneka Orangutan yang dia gunakan sebelumnya pada presentasi ke Miami High School sebelumnya di tahun ini.
Jimmy Kahiyu, artinya Jimmy Orangutan, atau Manusia Hutan, di Kalimantan. Dia membisikkan (dalam bahasa Indonesia) ke telinga Meryl sejarah hidupnya, menceritakan bagaimana Orangutan biasanya tinggal bersama ibu mereka selama 4-8 tahun, karena yang muda perlu belajar bagaimana memanjat dengan aman, memilih biji makanan, daun dan buah mana yang harus dimakan dan dimana menemukannya. Setiap malam ibunya membuat tempat baru untuk tidur, menekuk dahan menjadi sarang yang rindang. Sang ibu hidup sendiri, dan anak-anaknya mungkin tidak pernah bertemu dengan ayah mereka. Jantan muda akan tumbuh bantalan pipi di usia remaja, dan dapat menjadi ‘raja’ dari 1 -7 hektar hutan, dan hidup mereka bisa sampai sekitar 40 tahun.
Alan telah bekerja berjam-jam untuk menyusun slide powerpoint agar sesuai di antara tiga video pendek untuk menjelaskan prinsip-prinsip Ecolodge Indonesia untuk pekerjaan lokal dan Konservasi. Dimulai oleh staff lokal yang berbicara di video. Slide menunjukkan kegiatan Yayasan yang berusaha untuk memberikan penghasilan tambahan kepada setiap Lodge, baik melalui kegiatan pertanian, ternak, ikan, atau penanaman pohon.
Video berikutnya dibuat oleh staf Taman Nasional Tanjung Puting, untuk menunjukkan keanekaragaman spesies, dan terakhir, video pendek dan dramatis yang menunjukkan efek mengerikan dari bencana kebakaran tahun 2015, diikuti oleh gambar drone yang diambil oleh tim survei kami di bulan April 2021, menunjukkan sistem sungai terpencil dan termasuk sekilas dua Orangutan yang memanjat salah satu pohon tinggi terakhir yang tersisa di daerah tersebut.
Semua orang merasakan dampak dari informasi tersebut, dan merasakan keindahan hutan dan sungai, dan beberapa telah memberikan sumbangan. Kami sangat berterima kasih atas kesempatan untuk membuat presentasi ini.
Harap berikan informasi ini kepada pihak yang berkepentingan di media sosial melalui tautan kami ke:
FACEBOOK (www.facebook.com/ecolodgesindonesia),
INSTAGRAM (@Ecolodges_indonesia)
TWITTER (@ecolodges_ID)
Untuk Donasi, silahkan kunjungi situs web kami https://ecolodgesindonesia.com/conservation-foundation/ dengan pedoman cara berdonasi.
Kami membutuhkan dukungan Anda untuk melindungi kelompok penting konservasionis di sekitar taman nasional utama Indonesia.